Bogor - Pemerintah Kota Bogor tengah mengkaji kembali relokasi atau pemindahan Terminal Baranang Siang ke Tanah Baru. Rencananya, di Kampung Selaawi, Kelurahan Tanah Baru, akan dibangun Terminal Tipe A. Pembangunan diperkirakan akan berjalan selama tiga tahun, dimulai dari tahun 2011.
Untuk mendukung upaya tersebut, pemerintah akan memprioritaskan anggaran untuk pembangunan terminal sebesar Rp 130 Miliar. Belum ditambah pembebasan lahan seluas 10 Ha sebesar Rp 100 Miliar.
Rencana relokasi tersebut mengemuka dalam rapat Briefing Staff yang diselenggarakan oleh Sekretariat Daerah Kota Bogor, Jalan IR Juanda 10 Bogor, Selasa (26/10) lalu.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Walikota Bogor Achmad Ruyat, dibacakan laporan hasil koordinasi persiapan pembangunan Tol BORR Seksi II A dan pembangunan kawasan Tanah Baru.
DalamNota Dinas yang ditandatangani oleh Asisten Tata Praja Ade Sarip Hidayat juga disebutkan Pemerintah Kota Bogor pun telah mempersiapkan Detail Engineering Design (DED).
Bahkan dari Raperda RTRW Kota Bogor, dalam pasal 46 dikatakan bahwa Terminal Tipe A Kota Bogor akan di bangun di Kelurahan Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara yang dalam indikasi program dan kegiatan dicanangkan selesai secara multiyears dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.
Dalam pembahasan sebelumnya, Jumat (15/10/2010), ada tiga skenario besaran kapasitas terminal yang telah direncanakan antara Dishubkominfo dengan Konsultan Perencana. Skenario tersebut terminal dibangun dengan pola minimal seluas kurang lebih 4 hektar, atau pola menengah seluas 7 hektar atau dengan pola maksimal seluas 10 hektar.
Berdasarkan rencana, terminal tersebut nantinya akan memiliki dua muka. Frontage utama menghadap Jl. Arteri Selatan sebagai akses utama. Sedangkan untuk akses penumpang (angkot) menghadap Jalan Pangeran Shogiri.
Berikut ini adalah rincian pembangunannya: Untuk akses terminal, rencana peningkatan pembangunan jalan P. Sogiri telah dilaksanakan berbarengan dengan bergulirnya rencana pembangunan terminal Tanah Baru. Khusus jalan akses terminal, dari exit tol sampai dengan muka terminal, row jalan direncanakan minimal 20 meter.
Selain itu, pembangunan jalan Arteri Selatan dan Arteri Utara dipandang menjadi hal yang penting sebagai akses jalan guna mendukung pelaksanaan pembangunan Terminal Type A Tanah Baru dan operasionalisasi terminal tersebut.
Kepala Dishubkominfo Ahmad Syarief menambahkan bahwa bila relokasi sudah final, maka diperlukan sejumlah perubahan perijinan baik PO maupun bus yang akan beroperasi nantinya. Bahkan pihaknya pun akan melakukan sejumlah rerouting.
“Nanti bus reguler Bogor-Jakarta mungkin berubah menjadi pengumpan atau feeder ke Bus Trans Jakarta, akan kita tawarkan opsi itu,” ujarnya.
Relokasi terminal Baranangsiang memang dirasa sangat penting mengingat kondisi terminal bus Baranangsiang kini. Selain kondisi bangunan yang sudah lapuk dimakan usia (ingat, terminal ini sudah berdiri sejak tahun 1974), luasnya pun tidak mencukupi kebutuhan operasional.
Terminal Baranangsiang yang memiliki luas ± 19330 m² sebenarnya diperuntukkan bagi terminal type C. Namun realisasinya terminal ini masuk kategori type A. Terminal ini pun tercatat terdapat sedikitnya 200 bus dari 11 PO, yang melayani rute Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Antar Kota
Dalam Provinsii (AKDP) dan angkutan kota, dengan tujuan Tanjung Priok, Bekasi, Karawang, Cikarang, Purwakarta, Cikampek, Lebak Bulus, Kampung Rambutan, Kalideres, Pulogadung, Merak, Bandung, Sumatera dan Jawa Tengah.
= Julvahmi
Source : Jurnal Bogor, 28 Oktober 2010